Cinta
itu memang kadang membuat orang lupa akan segalanya. Karena cinta kita relakan
apapun yang kita miliki. Bagi kaum wanita mencintai itu lebih baik daripada
dicintai. Jangan terlalu mengharapkan sesorang yang belum tentu mencintai kita
tapi terimalah orang yang sudah mencintai kita apa adanya. Mencintai tapi tak
dicintai itu seperti olahraga lama-lama supaya kurus tapi hasilnya nggak
kurus-kurus. Belajarlah mencintai diri sendiri sebelum anda mencintai orang
lain.
Gue Amel siswa kelas X. Dulu gue selalu menolak dan mengabaikan orang yang mencintai gue, tapi sekarang malah tebalik gue selalu diabaikan sama orang yang gue cintai.
Gue suka sama teman sekelas gue dan plus dia itu teman dekat gue, udah lumayan lamalah. Cowok itu namanya Nino anak rohis. Gue suka sama dia berawal dari perkenalan terus berteman lama-lama dekat dan akhirnya gue jadi jatuh cinta gini.
Oh iya gue punya temen namanya Arum, dia temen gue dari SMP. Arum gue dan Nino itu berteman dekat sejak masuk SMA.
Suatu hari gue ngeliat Arum sama Nino itu bercanda bareng dan mereka akrab banget seperti orang pacaran. Jujur gue cemburu, tapi gue nyembunyiinn itu dari Arum.
Lama-lama capek juga mendam rasa suka kayak gini. Akhirnya gue mutusin untuk cerita sama Arum.
``Rummmm gue mau ngomong sesuatu, tapi jangan bilang siapa-siapa``
``Ngomong apa?`` tanya Arum
`` Jujur gue suka sama Nino udah lama, dan gue cemburu kalo lo dekat sama Nino!`` Jawab
Amel
`` Lo suka Nino? Serius?`` Tanya Arum
`` Iya, tapi lo jangan bilang Ninonya`` gertak Amel
`` Iyaiya maaf ya kalo gue udah buat lo cemburu``
`` Okee ``
Amel makin lama makin dekat dan Amel susah untuk ngelupain Nino. Amel berfikir Nino nggak akan pernah jatuh cinta sama Amel. Walau Amel udah ngerasa seperti itu tapi dia tetap berjuang. Tanpa disadari Arum ternyata juga suka sama Nino.
Gue Amel siswa kelas X. Dulu gue selalu menolak dan mengabaikan orang yang mencintai gue, tapi sekarang malah tebalik gue selalu diabaikan sama orang yang gue cintai.
Gue suka sama teman sekelas gue dan plus dia itu teman dekat gue, udah lumayan lamalah. Cowok itu namanya Nino anak rohis. Gue suka sama dia berawal dari perkenalan terus berteman lama-lama dekat dan akhirnya gue jadi jatuh cinta gini.
Oh iya gue punya temen namanya Arum, dia temen gue dari SMP. Arum gue dan Nino itu berteman dekat sejak masuk SMA.
Suatu hari gue ngeliat Arum sama Nino itu bercanda bareng dan mereka akrab banget seperti orang pacaran. Jujur gue cemburu, tapi gue nyembunyiinn itu dari Arum.
Lama-lama capek juga mendam rasa suka kayak gini. Akhirnya gue mutusin untuk cerita sama Arum.
``Rummmm gue mau ngomong sesuatu, tapi jangan bilang siapa-siapa``
``Ngomong apa?`` tanya Arum
`` Jujur gue suka sama Nino udah lama, dan gue cemburu kalo lo dekat sama Nino!`` Jawab
Amel
`` Lo suka Nino? Serius?`` Tanya Arum
`` Iya, tapi lo jangan bilang Ninonya`` gertak Amel
`` Iyaiya maaf ya kalo gue udah buat lo cemburu``
`` Okee ``
Amel makin lama makin dekat dan Amel susah untuk ngelupain Nino. Amel berfikir Nino nggak akan pernah jatuh cinta sama Amel. Walau Amel udah ngerasa seperti itu tapi dia tetap berjuang. Tanpa disadari Arum ternyata juga suka sama Nino.
Amel
mengetahui kalo Arum suka sama Nino. Nggak disengaja Amel membaca buku diary
Arum. Disitu tertulis curhatan Arum tentang perasaannya kepada Nino.
Setelah Amel membaca buku diary Arum, dia merasa kecewa karena temen sendiri juga suka sama cowok yang sama. Tapi Amel berfikir rasa suka itu datangnya tiba-tiba jadi siapa pun berhak untuk suka sama Nino. Amel tetap terus berjuang mengambil hati Nino, walau harapanya kecil.
Di taman sekolah Amel melihat Arum dan Nino sedang berincang-bincang, tapi ini beda mereka terlihat serius. Amel penasaran dan akhirnya ia nguping dibalik pohon.
``Ruummm gue suka sama lo, lo mau nggak jadi pacar gue?`` Tanya Nino
Arum kaget dia bingung harus jawab apa, tapi akhirnya Arum menerima Nino jadi pacarnya tanpa memikirkan perasaan Amel sahabatnya sendiri.
`` Iya aku mau`` Jawab Arum
Amel yang mendengar jawaban Arum dibalik pohon kaget, dia tak menyangka sahabatnya akan tega. Tanpa berfikir Amel keluar dari belakang pohon.
`` Rumm lo pacaran sama Nino? Congrast ya lo udah bikin gue sakit hati``
Arum dan Nino kaget tiba-tiba Amel muncul dari belakang pohon dan bilang sperti itu.
`` Maafin gue Mell, tapi gue cinta sama Nino``
`` Yaudahlah ``
Amel langsung pergi meninggalkan Arum dan Nino. Perasaanya campur aduk nggak karuan, dia masih bingung kenapa temannya tega melakukan hal itu. Padahal Arum tau kalo Amel udah lama ngejar-ngejar Nino.
Persahabatan bisa hancur begitu saja karena cinta. Utamakan sahabat mu daripada pacarmu karena orang yang bakal selalu ada disaat kamu senang dan susah itu sahabat. Persahabatn yang dijalin cukup lama bisa hancur seketika karena masalah cinta.
Setelah Amel membaca buku diary Arum, dia merasa kecewa karena temen sendiri juga suka sama cowok yang sama. Tapi Amel berfikir rasa suka itu datangnya tiba-tiba jadi siapa pun berhak untuk suka sama Nino. Amel tetap terus berjuang mengambil hati Nino, walau harapanya kecil.
Di taman sekolah Amel melihat Arum dan Nino sedang berincang-bincang, tapi ini beda mereka terlihat serius. Amel penasaran dan akhirnya ia nguping dibalik pohon.
``Ruummm gue suka sama lo, lo mau nggak jadi pacar gue?`` Tanya Nino
Arum kaget dia bingung harus jawab apa, tapi akhirnya Arum menerima Nino jadi pacarnya tanpa memikirkan perasaan Amel sahabatnya sendiri.
`` Iya aku mau`` Jawab Arum
Amel yang mendengar jawaban Arum dibalik pohon kaget, dia tak menyangka sahabatnya akan tega. Tanpa berfikir Amel keluar dari belakang pohon.
`` Rumm lo pacaran sama Nino? Congrast ya lo udah bikin gue sakit hati``
Arum dan Nino kaget tiba-tiba Amel muncul dari belakang pohon dan bilang sperti itu.
`` Maafin gue Mell, tapi gue cinta sama Nino``
`` Yaudahlah ``
Amel langsung pergi meninggalkan Arum dan Nino. Perasaanya campur aduk nggak karuan, dia masih bingung kenapa temannya tega melakukan hal itu. Padahal Arum tau kalo Amel udah lama ngejar-ngejar Nino.
Persahabatan bisa hancur begitu saja karena cinta. Utamakan sahabat mu daripada pacarmu karena orang yang bakal selalu ada disaat kamu senang dan susah itu sahabat. Persahabatn yang dijalin cukup lama bisa hancur seketika karena masalah cinta.
Kisah
Seorang Penjual Koran
Di ufuk timur, matahari belum
tampak. Udara pada pagi hari terasa dingin. Alam pun masih diselimuti embun
pagi. Seorang anak mengayuh sepedanya di tengah jalan yang masih lengang.
Siapakah gerangan anak itu? Ia adalah seorang penjual Koran, yang bernama Doni.
Menjelang pukul lima pagi, ia
telah sampai di tempat agen koran dari beberapa penerbit. “Ambil berapa Doni?”
tanya Bang Karno. “Biasa saja.”jawab Doni. Bang Karno mengambil sejumlah koran
dan majalah yang biasa dibawa Doni untuk langganannya. Setelah selesai, ia pun
berangkat.
Ia mendatangi
pelanggan-pelanggan setianya. Dari satu rumah ke rumah lainnya. Begitulah
pekerjaan Doni setiap harinya. Menyampaikan koran kepada para pelanggannya.
Semua itu dikerjakannya dengan gembira, ikhlas dan rasa penuh tanggung jawab.
Ketika Doni sedang mengacu
sepedanya, tiba-tiba ia dikejutkan dengan sebuah benda. Benda tersebut adalah
sebuah bungkusan plastik berwarna hitam. Doni jadi gemetaran. Benda apakah itu?
Ia ragu-ragu dan merasa ketakutan karena akhir-akhir ini sering terjadi
peledakan bom dimana-mana. Doni khawatir benda itu adalah bungkusan bom. Namun
pada akhirnya, ia mencoba membuka bungkusan tersebut. Tampak di dalam bungkusan
itu terdapat sebuah kardus. “Wah, apa isinya ini?’’tanyanya dalam hati. Doni
segera membuka bungkusan dengan hati-hati. Alangkah terkejutnya ia, karena di
dalamnya terdapat kalung emas dan perhiasan lainnya. “Wah apa ini?”tanyanya
dalam hati. “Milik siapa, ya?” Doni membolak-balik cincin dan kalung yang ada
di dalam kardus. Ia makin terperanjat lagi karena ada kartu kredit di dalamnya.
“Lho,…ini kan milik Pak Alif. Kasihan sekali Pak Alif , rupanya ia telah
kecurian.”gumamnya dalam hati.
Apa yang diperkirakan Doni itu
memamg benar. Rumah Pak Alif telah kemasukan maling tadi malam. Karena pencuri
tersebut terburu-buru, bungkusan perhiasan yang telah dikumpulkannya terjatuh.
Doni dengan segera memberitahukan Pak Alif. Ia menceritakan apa yang terjadi
dan ia temukan. Betapa senangnya Pak Alif karena perhiasan milik istrinya telah
kembali. Ia sangat bersyukur, perhiasan itu jatuh ke tangan orang yang jujur.
Sebagai ucapan terima kasihnya, Pak Alif memberikan modal kepada Doni untuk
membuka kios di rumahnya. Kini Doni tidak lagi harus mengayuh sepedanya untuk menjajakan
koran. Ia cukup menunggu pembeli datang untuk berbelanja. Sedangkan untuk
mengirim koran dan majalah kepada pelanggannya, Doni digantikan oleh saudaranya
yang kebetulan belum mempunyai pekerjaan. Itulah akhir dari sebuah kejujuran
yang akan mendatangkan kebahagiaan di kehidupan kelak.
Gadis Penjaja Tikar
Suasana Kebun Raya Bogor dipenuhi dengan
pengunjung. Laki-laki, perempuan, tua maupun muda semuanya ada disana. Saat itu
adalah hari libur panjang sekolah sehingga banyak pengunjung yang pergi liburan.
Mereka ingin menikmati suasana malam dan menghilangkan kejenuhan.
Seorang anak kecil tiba-tiba datang. Dengan
pakaian sederhana, ia menjajakan tikar dari plastik kepada para pengunjung ke
pengunjung lain, ia terus menawarkan tikarnya. “Pak, mau sewa tikar?”katanya
pada Pak Umar. “Berapa harga sewa satu lembar tikarnya?”tanya Pak Umar. “Lima
ribu rupiah, Pak!”jawabnya dengan suara lembut. “Bagaimana kalau Bapak ambil
tiga puluh ribu rupiah?”tanya Pak Umar lagi. Gadis itu diam sejenak. Kemudian
ia pun berkata,”Baiklah kalau begitu. Silahkan pilih, Pak!”
Pak Umar memilih tikar plastik yang akana
disewanya. Dalam hati Pak Umar ada rasa tak tega terhadap gadis itu. Gadis
berusia delapan tahun harus bekerja keras untuk mendapatkan uang. “Kamu
sekolah?”tanya Pak Umar. “Sekolah, Pak! Saya kelas empat SD. “jawabnya.”Mengapa
kamu menyewakan tikar plastik ini?”tanya Pak Umar lagi. “Saya harus membantu
ibu saya. “jawab gadis itu. “Kemana ayahmu?”Pak Umar bertanya lagi. “Bapak
telah lama meninggal dunia. Untuk itu, saya harus membantu ibu untuk mencari
uang,”jawab gadis itu pelan. Mendengar cerita gadis tersebut, Pak Umar merasa
terharu.
Pak Umar merasa kasihan terhadap anak tersebut.
Diambilnya beberapa lembar uang dua puluh ribuan lalu diberikannya kepada gadis
kecil itu. “Pak maaf, saya tidak boleh menerima uang jika tidak bekerja,
“katanya sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Mengapa?”tanya Pak Umar heran.
“Kata ibu, saya boleh menerima uang kalau memamg hasil bekerja. Saya tidak
boleh meminta belas kasihan dari orang. “Mendengar perkataan gadis itu, Pak
Umar makin terharu. Ia tahu kalau ibu gadis kecil itu seorang yang berbudi
luhur. “Begini saja, kalau memang harus bekerja, sekarang bantu Bapak beserta
keluarga. Tolong kamu bawakan rantang ini. Kita akan makan bersama di bawah
pohon yang rindang itu!” kata Pak Umar ramah. Pak Umar dan keluarga menuju ke
bawah pohon yang rindang tersebut. Mereka pun menggelar tikar plastik yang baru
saja disewanya. Gadis kecil itu pun diajak untuk makan bersama
No comments:
Post a Comment