Kelompok : 2
|
peran
|
1.
Melly pefi lara
|
Patima
|
2.
Satria agustin
|
marni
|
3.
Cindi nur halisa
|
Amina
|
4.
Erza mayori
|
Malaikat
|
5.
Mil tutut
|
Kakek
|
6.
Viti ahmad
|
Aja sidi
|
7.
Arif asari
|
Haji soleh
|
8.
Frans dani nasta
|
Haji muhasidin
|
9.
Yani oktaviani
|
monolok
|
Drama
:
Robohnya surau kami
karya : AA NAVIS
Kalau
beberapa tahun yang lalu tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis,
tuan akan berhenti dekat pasar , maka kira-kira sekilo meter dari pasar akan
sampailah tuan di jalan kampung ku pada simpang kecil ke kanan , simpang yang
kelima , membelok ke jalan jempit itu , dan di ujung jalan nanti akan tuan
temui sebuah surau tua , dan di sana akan di temui seorang kakek tua yang sudah
bertahun tahun ia menjadi garin,penjaga surau itu. Kakek itu biasanya duduk di
peralataran kiri surau itu dengan berbagai tingkah ketuaanya dan ketaatannya
beribadah.
Babak
1
“tiba-tiba
kakek sedang duduk di pelantaran dating ajo sidi “
Ajo
sidi : asalamualaikum kakek (sapa ajosidi )
Kakek
: walaikum salam
Ajo
sidi : kakek aku bias minta tolong kepadamu untuk mengasahkan pisau milikku
Kakek
: tentu saja bias bukankan ini adalah pekerjaan yang aku lakukan setiap hari sabagai
tukang asar keliling .
Ajo
sadi : apakah kau tidak capek dengan propersimu yang menjadi tukang asa
keliling
Kakek
: tentu tidak , karena aku berkerja dengan penuh ikhlas
Ajosidi
: apakan tak ter pikit oleh kakek untuk mempunyai istri ?
Kakek
: dengan keadaan yang sudah tua ini buat apa lagi aku mempunyai istri , untuk
hidup seharipun aku susah .
Ajo
sidi : tidak terpikirkah oleh mu untuk mempunyai rumah ? (Tanya ajo sidi lagi
)\
Kakek
: sudah lama aku tinggal di surau ini dari muda sampai aku tua , surau ini
sudah seperti rumah ku sendiri tempat aku beribadah.
Ajo
sidi : dengan keadaanmu yang seperti ini , tidak punya istri dan tempat tinggal
kau sama dg haji soleh …” ( memulai cerita )
Kakek
: siapa dia ..!
Ajo
sidi : dia adalah seorang haji yang sudah meninggal dan masuk neraka .
Kakek
: kenapa ? (Tanya kakek heran ) bukankah dia sudah naik haji dan berarti dia
sudah mejadi pengikut tuhan di jalan yang benar ?
Ajo
sidi : benar ..! tapi dia hanya mementingkan diri sendiri , tak punya ostri dan
tak punya rumah sama seperti kakek maka akhirnya dia di masukan oleh tuhan ke
neraka .
Kakek
: benarkah yang kau katakana sidi ?
Ajo
sidi : kapankah aku berbohong pada kakek
dan kapankah perkataan ku salah ?
Kakek
: apakah nasibku apabilah mati kelak akan seperti haji soleh yang kau ceritakan
Ajo
sidi : mungkin saja ia …”
Kakek
: ( kakek terdiam dan berfikir panjang )
Ajo
sidi : kalau begitu aku pamit dulu kek , nanti akan kembali mengambil pisau ku
kek . asalamulaikum !!
Kakek
: walaikumsalam
Masih terpikir oleh kakek cerita ajo sidi
barusan , kakek jadi melamun ia takut nasip kakek akan seperti haji soleh
.kemudian patima menghampiri kakek dan melihat pisau yang terletak di samping
kakek yang kelihatan sedikit asing .
Patima
: pisau siapa ini kakek ? ( bertanya tiba-tiba )
Kakek
: ajo sidi ( jawab kakek murung )
Patima
: aja sidi ( Tanya aku heran )
Kakek
: iya adalah seorang pembual yang bias mengikat orang-orang
Patima
: apakah ajo sidi sudah membuat bualan tentang kakek ? dan bualan itu kah yang menujakan kakek ? aku ingin tau ( lalu
aku Tanya kakek lagi ) apa ceritanya kakek ?
Kakek
: siapa ?
Patima
: ajo sidi
Kakek
: kurang ajar dia
Patima
: kenapa kek ( Tanya aku heran )kakek : mudah-mudahan pisau ukur ini yang u aar tajam-tajam mengeruk ke lehernya
.
Patima
: kakek marah
Kakek
: marh ya, kalau aku masih muda , tapi
aku sudah tua , orang tua menahan ragam , sudalah aku tak marah-marah lagi ,
takut aku jikalau imanku rusak karena nya.
Patima
: aku ingin tau ceritanya kek ..? (Tanya patima penasaran )
Kakek
: terdiam, ( berat hatinya bercerita ) lalu kakek bertanya , kau kenal padaku
bukan , sedari aku kecil aku disini , sendiri budakku bukan ? kau tau apa yang
kulakukan semua ? buka, terkutukkah perbuatan ku di ikuti tuhan semua
pekerjaanku ?
Patima
: tapi aku tak perlu menjawabnya lagi . sebab aku tau kalau kakek sudah membuka
mulutnya dia tak akan diam lagi , aku biarkan kakek dengan pertanyaan nya
sendiri ( bicara dalam hati )
Kakek
: sedari muda ku di sini , bukan ?? tak ku ingat punya istri , punya anak ,
punya keluarga seperti orang lain.
Patima
: ia katakana kakek cerita itu kakek ?
Kakek
: ia mengatakan aku terkutuk tapi begitulah kira” ( air mata kakek berlinang )
Babak
II
Akhirnya
kakek memulai ceritanya tentang haji soleh yang di ceritakan ajo sidi kepadanya
setelah meninggal di neraka dengan segala pertanyaan allah .
Haji
soleh : ya tuhanku
Tuhan
: apa kerja di dunia
Haji
soleh : aku menyembah engkau selalu tuhan
Tuhan
: lain
Haji
soleh : tak ada perkerjaan ku selain menyembahmu dan menyebut-nyebut namamu
bukan dalam kaihmu ketika aku sakit namamu menjadi buahbibir ku dan aku selalu
berdoa , mendoakan kemurahan hatimu .
Tuhan
: lain ?
Haji
soleh : sudah hamba ceritakn semua nya oh tuhan maha besar , lagi pengasih dan
penyayang , adil dan maha tau .
Tuha
: tak ada lagi ?
Haji
soleh : o, oo, anu tuhan ku aku selalu membaca kitabmu
Tuhan
: lain
Haji
soleh : sudah hamba ceritakan semuanya , oh tuhan ku tapi kalau ada yang lupa
akan ku katakan akupun bersyukur karena engkaulah maha tau
Tuhan
: sungguh tak adalagi yang kau kerjakan di dunia ,selain yang aku ceritakan ?
Haji
soleh : ya itu semua tuhanku
Tuhan
: masuk kamu ( malaikat dating dan menjewer telinga haji soleh ke nerka )
Sampai
di neraka haji soleh melihat semua merintih kesakitan dan dia tak mengerti gengan keadaan dirinya ,
lalu haji soleh mendekati mereka dan bertanya ke salah satu dari mereka haji
muhasidin .
Haji
soleh : dengarkan semuanya ?
h.muhasidin
: ada apa saudaraku
h.
soleh : bagaimana tuha kita ini ? bukankah kita di suruh taat beribadah teguh
beriman ? dan itu semua sudah kita kerjakan selama hidup kita , tapi sekarang
kita di masukan ke neraka
Haji
nuhasidin : ya kami juga heran , tengoklah itu orang-orang senegri dengan kita
semua dan tak kurang ketaatanya beribadah ini sungguh tidak adil.
Haji
soleh : memang tidak adil
h.muhasidin
: kalau begitu kita harus meminta kesaksian atas kesalahan kita
haji
soleh : kita harus mengingatkan tuhan kalau ia siap memasukan kita keneraka ini
h.
muhasidin : benar, benar , benar …!!
Haji
soleh : kalau tuahan tidak mau mengakui kesalahannya bagaimana
h.
muhasidin : kita proses dan kita resolasikan
haji
soleh : itu tergantung kepada ke adaan yang penting sekarang berdemotrasi
menghadap tuhan
h.
muhasidin : cocok sekali
lalu
mereka berangkat bersama-sama menghadap tuhan
tuhan
: kalian mau apa (tanya tuhan )
haji
soleh : oh tuhan kami yang maha besar , kami yang slalu menyebut nama mu .
tuhan
: kalian di dunia tinggal di mana ?
haji
soleh : kami adalah umatmu yang tinggal di Indonesia
tuhan
: oo, di negri yang tanahnya subur itu
haji
soleh : ya benarlah tuhanku
tuhan
: tanah yang mana kaya raya , penuh oleh logam , minyak dan berbagai bahan
tambang bukan ?
haji
soleh : benar,benar tuhan itulah negri kami .
kegembiraan
mulai tergambar kembali di wajah mereka
tuhan
: di negri mana tanahnya begitu subur hingga tanaman tumbuh tanpa di tanam
h.muhasidin
: benar, benar , itulah negri kami
tuhan
: di negri di mana yang penduduknya
sendiri melarat
h.muhasidin
: ya,ya, itulah dia negri kami
tuhan
: negri yang lama di perbudak oleh negri lain
h.muhasidin
: ya tuhanku , sungguh laknat penjajah itu tuhanku
tuhan
: dan hasil tanahmu mereka yang mengarutnya dan di angkutnya ke negrinya bukan
?
h.muhasidin
: benar tuahan ku hingga kami tidak mendapatkan apapun
tuhan
: di negri yang selalu berkelahi hingga kamu selalu berkelahi
h.muhasidin
: benar tuhan , tapi bagi kami harta benda
itu kami mau tau
tuhan
: kau rela tetap melarat bukan
h.
muhasidin : benar , kami rela seklai tuhanku
tuhan
: karena kerelaan mu itu anak cucumu tetap juga melarat bukan ?
h.muhasidin
: sungguh anak cucu kami melarat , tapi mereka semua pintar mengaji , kitapmu
hafal di luar kepala .
tuhan
: mengapa kau biarkan anak diri mu melarat sehingga anak cucu mu teraniaya ,
sedangkan harta bendamu , kau berikan orang lain mengambilnya aku berlian negri
yang kaya raya tapi kau malas .
h.soleh
: memang kenapa tuhanku ?
tuhan
: kau kira aku suka pujian , mabuk di sembah saja !! hai malaikat halau mereka
ini ke neraka
malaikat
menghampiri h.soleh dan h.muhasidin mereka semua menjadi pucat dan tidak berani
berkata apa-apa lagi , kemudian haji soleh bertanya kepada ,malaikat
haji
soleh : hai malaikat ! salah kah menurut pendapatu kjalau kami menyembah tuahan
didunia
malaikat
: tidak
haji
soleh : lalu apa kesalahan kami ?
malaikat
: kesalahan engkau adalah karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri kau
takut karena itu kau taat beribadah
hai
Soleh : iya malaikat oleh sebab itu kami selalu beribadah
malaikat
: tapi kalian semua melupoakan anak istrimu, sehingga mereka kucar-kacir
selamanya, inilah kesalahan kalian yang terbesar.
Haji
Soleh : semua itu kami lakukan karna ingin selalu beribadah dan menyembah
tuhanmu malaikat.
Malaikat
: padahal didunia engkau berkaum bersaudara semuanya tapi kalian semua tidak
memperdulikan merreka sedikitpun.
BABAK III
Demikian
cerita yang diceritakan ajo sidi kepada kakek dan cerita ini membuat kakek
menjadi murung dan akhirnya nekat bunuh diri dengan pisau yang diasarnya yang
semula ia katakana untuk menggorok leher ajo sidi tapi sekarang pisau itu
menggorok lehernya sendiri. Dan besok pagi ketika patima turun dari rumah marni
member tau ku kakek meninggal.
Marni
: apakah kau tidak pergi menyanguk? (Tanya sumarni)
Patima
: siapa yang meninggal? (Tanya ku kaget)
Marni
: kakek..”kakek…!
Patima
: kapan kejadian itu terjadi? (Tanya aku)
Marni
: tadi subuh kakek kedapatan meninggal disurau nya
Patiama
: kenapa bisa, kemaren aku ketempat kakek dan beliau masih sehat.
Marni
: kakek meninggal dalam keadaan menggerikan.
Patima
: kakek meninggal bunuh diri disurau dengan menggorok lehernya sendiri dengan
pisau cukur.
Patima
: astaga (kaget) apa yang dilakukan kakek? Aku tidak percaya aku tau siapa kakek
dan aku kenal dia, kakek tidak mungkin melakukan itu.
Marni
: tapi begitulah kenyataannya patima.
Patima
: iya aku segera ke sana, ajo sidi punya gara-gara (kata patima dan
meninggalkan marni yang tercengang-cengang)
Kemudian
patima mencari ajo sidi kerumahnya, tapi
patima hanya berjumpa dengan istrinya.
Patima
: tok..tok.. (mengetuk rumah ajo sidi)
Amina
: masuk..
Patima
: apakah ajo sidi dirumah?
Amina
: dia sudah pergi.
Patima
: tidakkah dia tau kakek meninggal.
Amina
: sudah. Dan dia meninggalkan pesan agar dibelikan kafan buat kakek tujuh
lapis.
Patima
: kakek meninggal pasti disebabkan ajo sidi, aku yakin itu
Amina
: emang apa yang sudah dilakukan suamiku.?
Patima
: kakek pernah bercerita tentang haji soleh yang sudah meninggal dan masuk
neraka, padahal ia taat beribadah, sama seperti kakek, semula ajo sidi yang
menceritakan kepada kakek.
Amina
: lalu apa hubungannya dengan menminggalnya kakek? (Tanya amina tidak mengerti)
Patima:
karena kakek takut akan nasibnya seperti haji soleh sehingga kakek nekat bunuh
atas cerita itu.
Amina
: sungguh …! Aku tidak percaya atas semua ini.
Patima
: percaya tak percaya tapi inilah kenyataannya. Sekarang dia sedikitpun tidak
bertanggung jawab dan kemana dia ?
Patima
: kerja
..
patima : kerja..? (mengulangi Tanya dengan ketidak percayaan)
patima : kerja..? (mengulangi Tanya dengan ketidak percayaan)
Iya,
dia pergi bekerja, mungkin ia lama untuk pulang?
Patima
: sungguh tidak punya hati suami mu itu.
Amina
: aku minta maaf atas kesalahan dan perlakuan suamiku kepada kakek, aku sungguh
tidak terpikir akan seperti ini.
Patima
: berdoalah semoga allah memaafkan suamimu yang pembual itu.
Amina
: iya semoga allah Memaafkan nya,, amin
Patima
: kalau begitu aku pergi menyenguk dulu.
Amina
: akupun akan pergi kesana.
Patima
pun pergi meninggalkan amina dan menuju ke surau yang tempat kakek tinggal.
Setelah
kakek meninggal tak ada lagi yang mengurus dan menghuni surau ini lagi. Sehingga
anak-anak menggunakannya sebagai tempat bermain, memainkan apa yang disukai
mereka dan perempuan yang kehabisan kayu bakar, sering mencopoti papan dinding
atau lantai pada malam hari. Terutama ialah sifat masa bodoh manusia yang tidak
memelihara apa yang tidak dijaga lagi. Dan biang keladi dari kerobohan surau
tua ini ialah sebuah dongengan yang tak dapat disangkal keberadaannya.
Karya
: Melly P.L
Beberapa kalimat ad yang typo + penggunaan tanda (?!, .) juga harus ditingkatkan
ReplyDeleteThank you juga atas blog ini :)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteGracias
ReplyDelete